Rumah Sebenarnya
Bagaimana kamu mendefinisikan
rumah mu ? ,biar kali ini aku ceritakan kepadamu bagaimana keadaan rumahku,
tempat aku tumbuh bersama-sama dengan orang-orang yang aku cintai. Seingat ku
ketika aku masih kecil, rumah ku hanya berlantai kan semen dengan karpet khusus
entah apa namanya, disana aku sering bermain dengan saudara ku, dengan papa dan
juga mama. seiring berjalannya waktu rumah ku pun mulai berubah menjadi lebih
baik, lantai nya sudah berkeramik, perabotan nya lebih bagus dengan dinding
rumah hijau kuning yang terlihat serasi, aku memiliki masa senang dan sedih
disana. aku ingat disaat aku berbincang-bincang dan bercanda dengan papa di
ruang tamu, saat berkelahi dengan saudara-saudaraku untuk hal-hal yang tidak
penting, saat mama dan papa menasehati ku tentang masa depan, ah terlalu banyak
hal yang ingin aku ceritakan. itu rumahku, sebelum aku merantau. sekarang aku
tinggal di kos-kosan ala jerman yang berluaskan sekitar 13 meter kuadrat, aku
tinggal sendiri disana. di rumah itu aku menghabiskan banyak waktu untuk diriku
sendiri, tertawa sendiri, menangis sendiri, merenung sendiri, apa-apa sendiri.
sangat berbeda jauh dengan situasi rumahku dahulu.
Aku mulai berpikir, apa ini
rumah kita sebenarnya ?. Kalau tidak, dimana rumah kita sebenarnya ? tempat dimana
kita akan tinggal disana selama nya,tempat dimana kita tidak akan berpindah
pindah lagi, kita akan hidup disana selama lama nya tanpa memikirkan hal lain
lagi, kamu tau jawabannya? iya, rumahku, rumahmu, rumah kita, itu di Akhirat.
aku menyadari, rumahku didunia ini bukan benar-benar rumahku, aku hanya tinggal
sementara waktu untuk sekedar istirahat sebelum aku berjalan kembali ke rumahku
yang sebenarnya. aku sedang mengumpulkan modal untuk membangun rumahku disana,
apakah rumah ku di Surga? yang jelas aku tidak ingin membangun rumahku di
neraka. kamu, aku, kita, tau pasti jenis rumah seperti apa yang kita inginkan,
pemandangan seperti apa yang ingin kita lihat dirumah kita, dengan siapa saja
kita ingin tinggal bersama. mulai dari sekarang, mari kita berusaha dan berdo’a
kepada Allah, Sang Arsitek yang akan mendesign rumah kita kelak, semoga Dia
memberikan rumah yang indah lagi tentram untuk kita. kita tidak boleh gegabah,
karena ini akan menjadi rumah abadi kita, jika salah melangkah, kita akan salah
membangun “Rumah Sebenarnya”.
By : Fiona Ramadhanti Jufri
By : Fiona Ramadhanti Jufri
0 komentar: